Selasa, 07 Agustus 2012

Konsep Dasar Warnet & Perencanaan Studi Usaha

Konsep Dasar Warnet



Konsep Dasar sebuah warung internet (warnet) adalah sebuah tempat yang menyediakan akses infrastruktur internet dengan mode berbagi koneksi (shared) dan perangkat akses (PC) sehingga pengguna bisa mengakses internet dengan biaya yang lebih murah. Konsep dasar inilah yang bisa dikembangkan sesuai dengan kondisi masing-masing tempat.
Hampir tidak ada warnet yang identik, kecuali warnet tersebut adalah bagian dari sebuah jaringan usaha. Snappy dan Multiplus adalah jaringan warnet yang cenderung identik dan tidak berbeda antara satu outlet dan outlet lainnya.  Kedua jaringan warnet tersebut memposisikan dirinya sebagai business center. Karena itulah, pengembangan konsep dasar warnet harus disesuaikan dengan karakter masing-masing tempat. Jika anda berkeinginan mendirikan usaha warnet, lakukanlah studi kecil-kecilan terlebih dahulu untuk mengetahui prospek usaha warnet anda.
Catatan penting yang harus diingat adalah: keberhasilan sebuah usaha tidak ditentukan oleh satu faktor saja, namun merupakan gabungan beberapa faktor. Faktor faktor yang menentukan tersebut terdiri dari faktor teknis, pelayanan, manajemen dan sosial budaya. Jangan mengecilkan ataupun terlalu menonjolkan salah satu faktor dan tidak memperhitungkan faktor lainnya. Kadang terjadi sebuah warnet didukung oleh faktor teknis yang mumpuni namun faktor pelayanan yang kurang dan manajemen yang tidak teratur akhirnya malah dijauhi oleh pelanggan.
Di bagian akhir buku akan diberikan profil pengusaha-pengusaha warnet yang berhasil dalam menjalankan bisnis-nya.  Pembaca sekalian nanti bisa melihat bahwa walaupun berangkat dari teknologi yang sama (komputer dan internet) namun dengan konsep bisnis berbeda dan disesuaikan dengan kondisi setempat.  Perlu di ingat bahwa keberhasilan sebuah konsep di satu tempat tidak menjamin keberhasilannya di tempat lain, pelajari keinginan pelanggan agar dapat mencapai keberhasilan bisnis warnet anda.


Perencanaan & Studi Usaha

Perencanaan dan studi lapangan selalu diperlukan setiap kali kita ingin menjalankan sebuah usaha. Tidak peduli seberapa besar atau kecil sebuah usaha, perencanaan dan studi lapangan adalah sebuah hal yang mutlak. Hal yang sering terjadi adalah kegagalan sebuah usaha karena lemah pada perencanaan dan studi lapangan. Warnet, adalah sebuah usaha yang terlihat sederhana namun kenyataannya mulai dari perencanaan hingga pengelolaan warnet ternyata menuntut konsentrasi yang tinggi dari pelaku usaha warnet.

Studi Lapangan
Yang mana duluan, Perencanaan atau studi lapangan? Saya menyarankan supaya yang dilakukan adalah studi lapangan. Kita mulai dengan lokasi. Kita harus menentukan kriteria sebuah lokasi yang memenuhi syarat sebagai tempat yang sesuai untuk mendirikan sebuah warnet. mis:
  1. Carilah lokasi yang mudah diakses oleh calon pelanggan anda. Lokasi yang dilewati kendaraan umum atau tidak jauh dari akses kendaraan umum.
  2. Perhatikan di sekitar lokasi tersebut apakah terdapat komplek pemukiman penduduk, sekolah/universitas, Bank, Perkantoran, mini market. Kemampuan ekonomi adalah faktor yang menentukan. Sebuah lokasi yang terdapat faktor-faktor yang disebutkan di atas menunjukkan potensi sebuah lokasi untuk mendirikan warnet.
  3. Tersedia tempat parkir minimal bagi mereka yang menggunakan kendaraan sepeda motor. Jika tersedia tempat untuk parkir mobil akan lebih bagus.
  4. Bagaimana kondisi lokasi ketika malam hari? Apakah cukup terang? Ingatlah bahwa warnet umumnya beroperasi hingga malam hari, lokasi yang gelap akan membuat warnet anda tidak menarik dikunjungi.
  5. Cobalah mencari informasi tentang kondisi keamanan lokasi tersebut, jika tingkat keamanan lokasi tersebut rendah kemungkinan anda perlu biaya tambahan untuk faktor keamanan dan biaya asuransi.
Bagaimana jika di lokasi tersebut sudah ada atau banyak warnet? Jika sudah banyak warnet di lokasi tersebut, maka sebaiknya carilah lokasi lain. Kecuali warnet yang anda dirikan memiliki sebuah keunggulan dibanding warnet lain, maka mendirikan sebuah warnet di lokasi dimana sudah banyak terdapat warnet (bahkan hingga berderet-deret warnet semua) cenderung akan memancing persaingan yang tidak sehat.
Jika lokasi ideal (atau mendekati ideal) sudah didapatkan, maka kita lanjutkan dengan melakukan perencanaan usaha.
Perencanaan Usaha / Business Plan
Apa saja yang perlu direncanakan? Jawaban sederhana: semua :) Jangan melakukan apapun tanpa perencanaan yang baik. Supaya bisa merencanakan dengan baik, maka harus ada studi lapangan yang cukup. Setelah studi lapangan selesai dan sudah terbayang model usaha yang sesuai, maka rencanakanlah besar investasi yang diperlukan, jangka waktu investasi akan kembali, perkiraan besar keuntungan, biaya operasional, tenaga kerja, hingga model promosi. Semuanya harus dengan perencanaan terlebih dahulu.
Rumusan umum dalam melakukan perencanaan usaha adalah sesederhana menghitung biaya investasi (capex), biaya operasional (opex), prediksi penghasilan kotor(bruto) dan bersih (netto), Waktu Titik Impas Investasi (Break Even Point) . Misalkan titik impas direncanakan adalah 2 tahun (=24 bulan) , maka rumusannya adalah sbb:
Bruto – (Opex + (capex/24)) = Netto
disini

Bruto = penghasilan kotor selama 24 bulan
Opex = biaya operasional bulanan (rata-rata)
capex = biaya investasi
netto = penghasilan bersih.

    Ini adalah rumusan yang paling sederhana. Jika ingin rumusan yang lebih rumit kita bisa melakukan apa yang dikenal sebagai menghitung IRR (investment return ratio) untuk mengetahui apakah investasi yang kita lakukan termasuk yang menguntungkan atau tidak. Sebuah perhitungan yang rumit sudah memasukkan faktor-faktor seperti bunga bank, depresiasi dan inflasi. Perhitungan yang rumit ini dianjurkan jika investasi yang dilakukan sudah bernilai besar dan melibatkan pihak bank.
    Ada dua pendekatan yang bisa kita gunakan dalam melakukan perencanaan usaha, yaitu berdasarkan nilai investasi atau berdasarkan kapasitas usaha yang diinginkan. Berdasarkan nilai investasi biasanya dilakukan jika modal yang tersedia sudah dipatok pada nilai tertentu. Mis: si A memiliki uang senilai Rp 70 juta dan dia ingin membuat warnet berdasarkan uang yang dimilikinya. Sedang berdasarkan kapasitas, si A merencanakan untuk membuat warnet dengan kapasitas 20 PC di sebuah lokasi yang sesuai dengan keinginannya. Kedua cara ini sah-sah saja digunakan tergantung modal ataupun keinginan anda. Tentu saja, sesuaikan rencana dengan konsep dan pasar yang dituju.
    Tabel Perhitungan investasi dan biaya operasional
    Ini adalah bagian yang menarik dalam panduan ini. Banyak sekali yang bertanya soal bagaimana menghitung investasi dan biaya operasional sebuah warnet. Dalam banyak hal, setiap lokasi memiliki keunikan tersendiri dalam perhitungan investasi dan operasional. Anda masih harus menyesuaikan lagi nilai-nilai yang dituliskan disini dengan kondisi di daerah anda.
    Dibawah ini adalah contoh tabel investasi:



     
    No
    Item
    Qty
    unit
    Harga
    Total
    1
    Sewa Tempat
    3
    tahun
    Rp10,000,000.00
    $30,000,000.00
    2
    Meja Client
    10
    Buah
    Rp350,000.00
    Rp3,500,000.00
    3
    Kursi Client
    10
    Buah
    Rp200,000.00
    Rp2,000,000.00
    4
    Kursi extra
    10
    Buah
    Rp80,000.00
    Rp800,000.00
    5
    Meja Kasir
    1
    Buah
    Rp700,000.00
    Rp700,000.00
    6
    Kursi Kasir
    1
    Buah
    Rp200,000.00
    Rp200,000.00
    7
    PC Client
    10
    unit
    Rp4,999,000.00
    Rp49,990,000.00
    8
    PC Billing
    1
    unit
    Rp4,999,000.00
    Rp4,999,000.00
    9
    Printer Billing
    1
    Buah
    Rp1,500,000.00
    Rp1,500,000.00
    10
    Printer Client
    1
    Buah
    Rp2,000,000.00
    Rp2,000,000.00
    11
    Scanner
    1
    Buah
    Rp600,000.00
    Rp600,000.00
    12
    LAN (perangkat + Instalasi)
    1
    unit
    Rp4,000,000.00
    Rp4,000,000.00
    13
    Modem ADSL
    1
    unit
    Rp1,500,000.00
    Rp1,500,000.00
    14
    Interior
    1
    unit
    Rp5,000,000.00
    Rp5,000,000.00
    15
    Kelistrikan
    1
    unit
    Rp3,000,000.00
    Rp3,000,000.00
    16
    Legal Formal (Ijin,bdn hukum)
    1
    unit
    Rp2,000,000.00
    Rp2,000,000.00
    Total Investasi
    Rp 111.789.000,00









    Tabel Biaya Investasi

    Tabel investasi ini adalah contoh investasi untuk sebuah warnet dengan 10 client + 1 Billing.  Kondisinya bisa berbeda untuk setiap daerah, karena itu sesuaikan kuantitas dan kualitas tabel sesuai dengan kondisi yang anda hadapi.
    Untuk biaya operasional, contohnya adalah sbb:



     
    No
    Item
    Qty
    unit
    Harga
    Total
    1
    ISP
    1
    unit
    Rp1,750,000.00
    $1,750,000.00
    2
    SDM
    3
    orang
    Rp800,000.00
    Rp2,400,000.00
    3
    PLN
    1
    unit
    Rp1,250,000.00
    Rp1,250,000.00
    4
    Perawatan
    1
    unit
    Rp150,000.00
    Rp150,000.00
    5
    Telepon
    1
    unit
    Rp100,000.00
    Rp100,000.00
    6
    ATK
    1
    unit
    Rp200,000.00
    Rp200,000.00
    7
    Amortisasi
    1
    unit
    Rp3,105,250.00
    Rp3,105,250.00
    8
    Promosi
    1
    unit
    Rp200,000.00
    Rp200,000.00
    Biaya Operasional
    Rp9.155.250,00





      Tabel Biaya Operasional

    Perhatikan tabel di atas, pada baris no. 7 ada biaya Amortisasi.  Biaya amortisasi adalah angka yang dihasilkan dari membagi total investasi dengan lama (bulan) pengembalian modal.  dalam contoh di atas, amortisasi dihitung dengan membagi Rp 111.789.000,- dengan 36 bulan (masa kontrak 3 tahun) sehingga memunculkan angka Rp 3,105,250/bulan.  Biaya Operasional riilnya adalah: Rp 9.155.250 – Rp 3.105.250 = Rp 6.050.000
    Artinya, batas paling bawah/minimum penghasilan bulanan warnet tersebut adalah Rp 6.050.000, namun minimum disini berarti masih merugi.  Agar tidak merugi, maka batas bawah penghasil perbulannya haruslah minimal di Rp 9.155.250.  Jika penghasilan bulanannya di atas angka Rp 9.150.250, barulah warnet tersebut dikatakan meraih keuntungan.
    Perhitungan ini sangat penting, sebab akan menentukan nasib warnet anda di akhir masa kontrak.  Anda dituntut agar investasi yang telah ditanamkan (minimal) dapat kembali ( BEP/Impas).  Jika anda ingin masa kontrak anda diperpanjang atau pun memperbaharui investasi (mis: pengadaan PC baru) maka uang yang digunakan adalah uang simpanan dari amortisasi tersebut di invest ulang.
    Investasi telah kita susun, biaya operasional juga telah di perkirakan.  Terakhir adalah menentukan harga modal.  Harga modal disini, berarti batas dimana harga tersebut belum memiliki keuntungan.  Dengan perhitungan yang tepat kita dapat mengetahui harga modal kita, contoh nya sebagai berikut:
    Variabel yang kita miliki adalah:


    1
    Total Investasi / Capex
    Rp111,789,000.00
    2
    Biaya Operasional / Opex
    Rp9,155,250.00
    3
    Masa Sewa
    36
    4
    Hari Operasional / bln
    29
    5
    Efisiensi
    8
    6
    Jumlah PC
    10

     


    catatan: Hari operasional adalah perkiraan rata-rata hari beroperasi dalam 1 bulan, sedang efisiensi adalah angka dalam jam yang menunjukkan jumlah jam dimana penggunaan PC mencapai 100%.  Efisiensi sebuah warnet biasanya berkisar antara 7 hingga 10 jam.
    rumus mendapatkan nilai harga modal adalah:
    (( Investasi/Masa Sewa )+ Biaya Operasi Riil )/(Masa Operasi x Efisiensi x jumlah PC) = harga modal
    Untuk contoh kasus di atas, maka perhitungannya adalah:
    ((Rp 111.789.000/36)+ Rp 6.050.000)/(29x 8 x 10 ) = Rp 5.285,-
    Jika margin yang ingin diperoleh adalah 20% maka harga jualnya adalah: Rp 6.350/jam